Selain perbedaan esensial antara Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, ada perbedaan yang berlaku untuk semua
mata pelajaran, seperti terlihat pada Tabel. Dalam kurikulum 2013 perubahan yang berlaku untuk seluruh mata pelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Langkah-langkahnya meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, bahkan sampai dengan mencipta melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar.
No
|
Kurikulum KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
1
|
Materi
disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa
|
Materi
disusun seimbang mencakup kompotensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
|
2
|
Pendekatan
pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal (siswa
diberi tahu)
|
Pendekatan
pembelajaran berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan data, penalaran dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar (siswa mencari tahu)
|
3
|
Penilaian
pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian
|
Tabel Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
Untuk memperkuat pendekatan saintifik diperlukan adanya
penalaran dan sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan).Agar dapat
disebut ilmiah, metode pencarian (method
of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik (Atsnan dan Ghazali, 2013).Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian
kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemuadian
memformulasi dan menguji hipotesis.
Sebenarnya apa yang
dibicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat
bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Dengan metode
ilmiah seperti ini diharapkan kita akan mempunyai sifat kecintaan pada
kebenaran yang objektif, tidak gampang percaya pada hal-hal yang tidak
rasional, ingin tahu, tidak mudah membuat prasangka, selalu optimis
(Kemendikbud, 2013: 141). Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah
merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan
prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Proses pembelajaran harus
terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non ilmiah
dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis (Kemendikbud, 2013: 142).
Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari
tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan
output).
Penilaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh (Permen No.65 Tahun 2013).Hal lain yang sangat penting
dalam kaitannya dengan seluruh mata pelajaran yakni tentang penilaian.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.
Belajar
Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar
tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan
mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan.
Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi
yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Untuk kompetensi pada
kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2.
Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran
adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan.Penilaian otentik harus
mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh tugas otentik:
a.
Pemecahan
masalah matematika
b. Melaksanakan percobaan
c. Bercerita
d. Menulis laporan
e. Berpidato
f.
Membaca
puisi
g.
Membuat
peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan
sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama
pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian roses,dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester).
4. Menggunakan teknik
penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat
berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,unjuk kerja, projek, pengamatan, dan
penilaian diri.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing.Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,
tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya Ketuntasan
Belajar Minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing
dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya
dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik. KKM diperlukan agar
guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru
mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian
kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat
terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi,
kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian
yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Namun
ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya
menjadi catatan guru.
Penilaian dilakukan secara holistik
meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang
pendidikan, baik selama pembelajaranberlangsung (penilaian proses) maupun
setelah pembelajaran usai dilaksanakan(penilaian hasil belajar).Pada jenjang
sekolah dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi
pembinaan akademik.Penilaian di sekolah dasar dilakukan dalam berbagai teknik
untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, danketerampilan.
1. Sikap
a. Contoh muatan KI-1
(sikap spiritual) antara lain:
1)
Ketaatan
beribadah
2)
Berperilaku
syukur
3)
Berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4)
Toleransi
dalam beribadah
b. Contoh muatan KI-2
(sikap sosial) antara lain:
1)
Jujur
2)
Disiplin
3)
Tanggung
jawab
4)
Santun
5)
Peduli
6) Percaya diri
7) Bisa ditambahkan lagi
sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalampembelajaran, misal : kerja sama,
ketelitian, ketekunan, dan lain-lain.
2. Pengetahuan
Aspek
Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a.Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan
jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,isian, benar-salah, menjodohkan,
dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru secara ucap(oral) sehingga peserta didik
merespon pertanyaan tersebut secara ucapjuga, sehingga menimbulkan keberanian.
Jawaban dapat berupa kata, frase,kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang
dilakukan oleh pendidik yang dapatberupa pekerjaan rumah baik secara individu
ataupun kelompok sesuaidengan karakteristik tugasnya.
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat
dinilai dengan cara berikut.
a.
Kinerja atau Performance
Kinerja atau
Performance adalah
suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.
b.
Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian
terhadap tugas yang mengandunginvestigasi dan harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.Projek tersebut dapat dilakukan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi
tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk
mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah,
berpikir kreatif) peserta didik. Misalnya, membuat laporan pemanfaatan
energi dalam kehidupan, membuat laporan
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
c.
Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan
Portofolio merupakan penilaian melaluisekumpulan karya peserta didik yang
tersusun secara sistematis danterorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu
tertentu.Portofoliodigunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara
terusmenerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalambidang tertentu.Dengan demikian penilaian portofolio memberikangambaran
secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajarpeserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu
dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.Misalnya,
kompetensi pada tema “selalu berhemat energi”. Contoh, kompetensi membuat
laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu
tidakseketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang,
dimulaidari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang
siapdisajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya
peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut.
Kumpulan karya anak sejak draf sampai
laporan akhir berserta catatan-catatan sebagai masukan guru inilah, yang
menjadi potofolio. Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru,
terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio
juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang
kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang
bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta
didik perlumenentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio
sebagai berikut.
1)
masing-masing
peserta didik memiliki porto folio sendiri yang didalamnya memuat hasil belajar
siswa setiap muatan pelajaran atausetiap kompetensi.
2)
menentukan
hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
3)
sewaktu-waktu
peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukkan,
dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikapnya.
4)
peserta
didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru. Catatan
guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didikperlu diberi
tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar pesertadidik dapat terlihat.
Sumber: Materi Diklat Kurikulum 2013, Kemdikbud.
Sumber: Materi Diklat Kurikulum 2013, Kemdikbud.