Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
Ketika melakukan proyek penghijauan, misalnya peserta didik belajar tentang IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS dan mata pelajaran lain . Dengan mencatat perkembangan tumbuhan yang ditanam dalam proyek penghijauan tersebut, anak belajar matematika. Dengan mencatat ukuran bentuk dari daun dan aspek lain dari tanaman yang ditanam, peserta didik belajar IPA dan sekaligus matematika. Dengan menganalisis pertumbuhan serta mencatat dan melaporkan hasilnya kepada teman, guru atau pihak lain, anak belajar bahasa Inonesia. Demikianlah seterusnya.
Catatan :
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam PBP menggunakan tugas proyek sebagai strategi pembelajaran. Para peserta didik bekerja secara nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pembelajaran berbasis proyek adalah:
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
- Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
- Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan, atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.
Dalam PBP, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 1: Sintaksis Pembelajaran Berbasis Proyek
Tahap |
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
|
Tahap 1 : Penentuan Proyek (Menyampaikan proyek yang akan dikerjakan) |
Guru memberitahukan kepada peserta didik tentang proyek yang akan dikerjakan dan menyepakati kontak belajar |
Tahap 2 : Perancangan langkah-langkah Proyek (Mengorganisasi peserta didik untuk belajar) |
Guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang nantinya akan bekerja sama untuk menggali informasi yang diperlukan untuk menjalankan proyek. |
Tahap 3 : Membantu peserta didik melakukan penggalian informasi yang diperlukan. |
Guru mendorong peserta didik melakukan penggalian informasi yang diperlukan . Kalau perlu, guru memfasilitasi dengan menyediakan buku, bahkan bacaan, video,atau bahkan mendampingi peserta didik mencari informasi di internet. |
Tahap 4 : Merumuskan hasil pengerjaan proyek | Guru mendorong peserta didik untuk menyajikan informasi yang diperoleh ke dalam satu bentuk yang paling mereka sukai. |
Tahap 5 : Menyajikan hasil pengerjaan proyek |
Guru mendorong peserta didik untuk menyajikan hasil karya mereka kepada seluruh siswa yang lain |
Sesuai dengan namanya Project Based Learning maka peserta didik belajar dari melakukan proyek. Karena itu, kalau ingin menyelenggarakan Project Based Learning, harus ada proyek dulu yang ingin dikerjakan. Misalnya ada proyek penghijauan atau pembuatan kebun tanaman Obat Keluarga, atau penataan Ruang Kelas, dll.
Ketika melakukan proyek penghijauan, misalnya peserta didik belajar tentang IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS dan mata pelajaran lain . Dengan mencatat perkembangan tumbuhan yang ditanam dalam proyek penghijauan tersebut, anak belajar matematika. Dengan mencatat ukuran bentuk dari daun dan aspek lain dari tanaman yang ditanam, peserta didik belajar IPA dan sekaligus matematika. Dengan menganalisis pertumbuhan serta mencatat dan melaporkan hasilnya kepada teman, guru atau pihak lain, anak belajar bahasa Inonesia. Demikianlah seterusnya.
Catatan :
Pembelajaran berbasis proyek biasanya dilaksanakan dalam periode waktu yang lama. Minimal satu minggu penuh, bahkan bisa satu bulan, atau satu semester. Karena itu pembelajaran berbasis proyek tidak dimaksudkan untuk menggantikan kegiatan pembelajaran yang sudah ada di dalam Buku Siswa dan Buku Pedoman Guru. Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut disarankan untuk diterapkan sebaiknya kelas tinggi pada setiap minggu keempat dari satu tema.
Sumber: Materi Diklat Kurikulum 2013, Kemdikbud.
Sumber: Materi Diklat Kurikulum 2013, Kemdikbud.